Sand production management adalah usaha untuk mengurangi
resiko bahaya produksi pasir dari reservoir sumur terhadap fasilitas produksi
(piping, pipeline, separator, dll) yang berupa pengikisan (erosion) maupun
korosi (erosion corrosion)
Meliputi:
- Persyaratan minimum sehubungan dengan pasir,
- Metode yang akan diterapkan
- Tanggung jawab masing-masing tugas (produksi,
drilling, well intervention, reservoir, inspeksi)
Pemimpin dan penanggung jawab adalah bagian produksi
TUJUAN & CAKUPAN
Mengelola secara efisien semua aspek yang berhubungan
dengan produksi pasir dari sumur-sumur yang memungkinkan produksi tetap berjalan
terus secara aman.
Mencakup
sebagai berikut:
- Sand Prediction Study
- Sand Control Design
- Sand Risk Assessment
- Ramp-Up and Ramp-Down Procedure
- Surface Facilities Requirements
- Surface Monitoring
- Sand Cleaning and Removal
- Sand Waste Management
Keterlibatan bagian korosi (inspeksi) ada pada surface
facilities requirement, monitoring
system dan sand cleaning and removal.
SURFACE
FACILITIES REQUIREMENT
Dari sekian banyak persyaratan fasilitas permukaan,
bagian inspeksi terlibat hanya pada persyaratan kebutuhan akan:
- Peralatan keselamatan,
Alat otomatis yang memicu pemadaman local (local
shutdown).
Alat ini berupa “safety
system device” yang dihubungkan ke ESD untuk mendeteksi penipisan sebelum
kebocoran terjadi
Berupa Sacrificial
sand probe linked to shut down system
- Sistem pemantauan (monitoring), berupa:
Fixed Acoustic Sand Detection Tool: memantau (& menghitung) produksi pasir secara real
time
Erosion Monitoring Devices: memantau “thinning
rate” karena produksi pasir, seperti High
sensitivity ER probe, corrosion coupon, ER probe
Pemasangan
Urutan pemasangan alat-alat ini (sand probe, erosion
probe dan acoustic sand detection) adalah sebagai berikut
Sand Probe:
Alat untuk memonitor produksi pasir.
Berfungsi pula sebagai shut down system (safety device) yangmemiliki cara kerja pneumatic
Dipasang setelah wellhead choke, terkadang pada downstream elbow pertama
Dihubungkan dengan system shutdown dipasang
setelah wellhead choke dengan cara maksimum sampai 10 x diameter pipa
Selanjutnya erosion
probe (ER probe) dipasang setelah san probe dengan jarak dari sand probe
adalah minimum 1 x diameter pipa
Pemasangan acoustic
sand detector dilakukan setelah “T shape elbow” dengan jarak minimum 2 x
diameter pipa.
Lebih
jelasnya, penempatan ketiga alat tersebut
adalah sebagai berikut:
SURFACE
MONITORING SYSTEM
Tujuan:
-
Mendeteksi produksi pasir
- Pendeteksi dini kegagalan down-hole sand control
- Mengantisipasi peningkatan kerusakan erosi karena
produksi pasir.
Perhatian:
-
Ketepatan atau keakuratan alat
- Kompetensi orang (qualified dan memiliki
kompetensi minimum yang direview secara berkala oleh bagian yang
berwenang.
Pemantauan
kecepatan produksi pasir (& kuantitinya):
Dilakukan dengan menggunakan Acoustic Sand Detection
(ASD).
Bergantung ketersediaan data, ASD ini dapat berupa:
·
Fixed ASD untuk
real-time monitoring, mampu memantau perubahan kecepatan pasir (sand rate evolution) dalam 24 jam
melalui control room. Jenis ini adalah minimum persyaratan untuk fasilitas
OFFSHORE.
·
Portable ASD untuk
on-line monitoring selama durasi waktu tertentu (sekira 6 hours) dan analisa
akan dibuat hanya untuk periode tersebut.
·
Semi permanent ASD untuk off-line monitoring. Semua
data disimpan di memori dengan kemampuan daya tahan batere 2 minggu.
Thinning rate
monitoring
Menggunakan salah satu cara dibawah ini:
- Erosion Probes menyediakan
informasi mengenai pengurangan ketebalan pada probe yang disisipkan
kedalam pipa.
Tipe intrusive
Merk CEION
- UT Mat yang mana
dipasang di extrado of elbow dan direkam sisa ketebalan (remaining
thickness) sensor yang dipasang dengan frekuensi tertentu.
Tipe non-intrusive
- Manual UT inspection dengan memfokuskan pada titik kritis dengan pertimbangan efek hydrodynamics
(seperti pada reducer, elbow, tee….).
Tipe non-intrusive
- Radiography inspection bila diperlukan, berdasarkan rekomendasi dari Inspection Authority
Visual Choke
Inspection
Disebut juga dengan “check choke”
Cara lainnya:
- Penggunaan “flow gradient” yang dapat memberikan
“peringatan” mengenai anomaly dari sumur yang dimonitor. Flow gradient ini
hanya dapat diterapkan pada sumur yang dilengkapi dengan telemetri dan
terhubung ke PI.
- Unutk Oil Wells: menggunakan cara “Manual
Sampling” untuk memverifikasi bukti adanya pasir dan sebagai referensi
untuk pengambilan tindakana selanjutnya.
Ada banyak cara, salah satu caranya adalah dengan cleaning pigging pada trunklines dan
pipelines, atau flushing untuk
pipa-pipa pendek yang tidak bisa dipigging (un-pigable
line)
Sand sampling: sand traps, hydrocyclones
Inspection:
-
Monitoring
sand accumulation in vessels for sand monitoring,
- Manual UT
measurements for erosion monitoring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar