Menurut ISO 8044, korosi atau karat (metal) adalah interaksi fisika-kimia antara metal (atau alloy) dengan lingkungannya yang membawa pada menurunnya sistem fungsional baik pada metal, berupa metal loss atau crack, maupun lingkungan (kontaminasi).
Definisi lain, Korosi atau karat adalah memburuknya substansi (bahan),
biasanya logam, atau sifat2 bahan tersebut (property) akibat reaksi dengan
lingkungannya.
Dalam industry minyak dan gas (migas), pekerjaan
pemantauan dan pencegahan korosi dibedakan menjadi dua aspek atau lingkupan:
- Internal corrosion
- External corrosion
Bahaya Korosi pada Industri Minyak dan Gas
Kehadiran atau potensi kerusakan (akibat korosi) dapat mengakibatkan bahaya keselamatan/ lingkungan, hilangnya produksi dan biaya perbaikan pada industri minyak dan gas sebelum berakhirnya masa kerja peralatan tersebut.
Manajemen pengendalian korosi adalah isu kunci untuk memastikan integritas fasilitas produksi dan kesinambungan bisnis migas.
Beberapa definisi penting dalam Korosi:
- Weight Loss corrosion: korosi yang membuat metal kehilangan bobotnya, baik pada permukaannya secara keseluruhan (korosi seragam) maupun pada daerah-daerah tertentu (pitting, crevise, mesa type, korosi galvanik...)
- Fluid Corrosiveness: Kapasitas lingkungan (aliran) untuk menghasilkan korosi pada material pada kondisi operasional tertentu, dinyatakan dengan laju korosi (mm/ yr atau mpy)
Diukur dengan menggunakan LPR
Satuannya laju korosi adalah mpy: Singkatan dari mils
(1/1000 inch) per year
Kategori laju korosi berdasarkan hasil pengukuran:
o
<
1 mpy : low
o
1 – 4
mpy : moderate
o
4 –
20 mpy : high
o
>
20 mpy : severe
- Corrosion Likelihood: Kemungkinan suatu peralatan untuk bertahan atau gagal hingga akhir servisnya (atau umur bertahan). Ini bergantung tidak hanya pada fluid corrosiveness tapi juga pada evolusi terhadap waktu dan ketebalan yang ada pada peralatan sebelum kebocoran. Biasanya dinyatakan dalam tahun. Beberapa contoh: cracking karena H2S maka kemungkinan umurnya hingga seminggu, karean erosi pasir maka kemungkinan bertahan umur hingga setahun, korosi materia SS dapat bertahan hingga 100 tahun, sedangkan korosi karena H2S dan sulfur atau oksigen dapat menyebabkan peralatan bertahan hingga sebulan hingga setahun.
JENIS-JENIS KOROSI
Korosi disebabkan oleh banyak aspek, namun secara garis
besar dapat digolongkan karena 3 hal, yaitu:
- Korosi atmosferik
- Korosi karena bakteri
- Korosi karena kikisan (erosion corrosion)
- Korosi Karena Bakteri
SRB ini adalah
bakteri dengan jenis anaerobic atau bakteri yang hidup tanpa oksigen yang
bernafas menggunakan sulfate yang ada disekitarnya yang kemudian direduksi menjadi Hydrogen
sulphide (H2S).
Pertumbuhan SRB dapat
diketahui dengan menggunakan alat yang disebut dengan SaniCheck Test-Kit. Alat ini terdiri dari tabung media.
budidaya (tubes of
culture media) yang dikhususkan untuk memunculkan pertumbuhan bakteri
anaerobic SRB ini. Selama 5 hari
masa inkubasi media ini, jumlah SRB dapat dihitung dan diinterpretasi.
SRB ini menyebabkan korosi yang berbentuk pitting.
SRB dapat beresiko pada lingkungan dengan suhu antara 15 - 60°C, dan Sulfate content > 50 ppm,
dengan jenis lingkungan adalah air reservoir dengan kecepatan yang sangat
rendah (< 1m/s) dan sifat aliran
adalah bertingkat-tingkat/ gelombang hingga stagnan.
Biocide
: Cairan kimia untuk membunuh atau mengontrol keberadaan
SRB, yang disuntikkan ke dalam pipeline.
CORROSION MANAGEMENT
Corrosion management adalah usaha penilaian, mitigasi
(usaha pengurangan tingkat keparahan/intensitas) dan pemantauan korosi, dengan
atau tanpa inspeksi, untuk menghasilkan usaha perbaikan atau penggantian.
Secara diagram alir, proses keseluruhan dapat
digambarkan sebagai berikut:
CORROSION ASSESMENT
Corrosion
assessment adalah usaha untuk menilai:
- Sifat korosif
- Laju Korosi
CORROSION MITIGATION
Secara
garis besar resiko korosi dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut:
- Menciptakan
suatu lingkungan yang dapat menetralisir terjadinya proses korosi. Contoh:
pemasangan anode, pemakaian biocide dan corrosion inhibitor
- Menggunakan
bahan pelapis permukaan yang anti terhadap suatu jenis karat tertentu.
Contoh penggunaan coating/ painting
- Menggunakan
bahan yang tahan karat. Contoh: pemakaian aluminium, stainless steel.
Sedangkan usaha pencegahan korosi secara internal adalah dengan
menggunakan:
- Corrosion inhibitor
- Biocide
Tidak ada komentar:
Posting Komentar