Kamis, 19 November 2015

Container dan Cargo Carrying Unit (CCU)

CCU atau cargo carrying unit adalah unit atau tempat untuk mengangkat barang2 berat. CCU dapat berupat kontainer (tempat tertutup) atau keranjang (basket). Pembuatan CCU harus mengikuti aturan atau standard keselamatan internasional.


KONTAINER:

Salah satu aspek pada CCU atau lifting point atau tempat untuk mengangkat CCU tersebut. Lifting point atau pad eyes dibuat dengan aturan tertentu sesuai dengan standar nasional. Beberapa aspek keselamatan yang harus diperhatikan pada kontainer:
  • ISO corner fittings bukan untuk pengangkatan
  • ISO Corner Lifting Castings harus dilengkapi dengan special design Pad-Eyes.
Lihat gambar berikut:



Penggunaan Lifting point yang salah
 
Penggunaan lifting point yang benar (pad eyes)


Pembuatan pad eyes: 
  • Pad eye memiliki toleransi lobang yaitu 4% (DNV CN 2.7-1) atau 6% for BS EN 12079.
  • Ketebalan Pad eye haruslah 75 % dari lebar shackle jaw
Lobang padeye terlalu sempit
 

Jenis Offshore containers:
Dibagi 3:
  1. Offshore Freight Container (dibuat untuk mengangkut barang)
  2. Offshore Service Container (dibuat dan dilengkapi dengan keperluan servis atau pekerjaan khusus, biasanya digunakan sebagai laboratorium, workshops, stores, power plants, control stations)
  3. Offshore Waste Skip (kontainer terbuka atau tertutup yang digunakan untuk penyimapanan atau pembuangan sampah)

Pengangkatan kontainer:
 
 
Pengangkatan kontainer di dermaga
 
Pengangkatan kontainer keatas tuck
 
Penurunan kontainer ketas dek kapal
 
 
Handfree tool.
Handfree tool digunakan untuk mengatur penurunan kontainer atau CCU tanpa menyentuh CCU tersebut.
 
 
Handfree tool untuk mendorong CCU
 
Handfree untuk mengait tali
 

BS EN 12079:

BS EN 12079 adalah British Standard yang menetapkan persyaratan untuk desain, manufaktur dan penandaan offshore barang dan layanan kontainer dengan berat kotor maksimum tidak melebihi 25.000 kg, yang dimaksudkan  untuk penggunaan berulang ke, dari dan antara instalasi lepas pantai dan kapal. Untuk menghindari setiap  kesalahpahaman, lingkup ini hanya merujuk pada desain dan penanganan Unit Pembawa Kargo (CCU).
 
Untuk terus meningkatkan keselamatan, semua keranjang (basket baru dan  yang ada) harus mematuhi persyaratan tersebut.


CODE S (BS Standards) :
  1. BS 12079-1:2006 Offshore containers and associated lifting sets –Part 1 : Offshore containers – Design, manufacture and marking
  2. BS 12079-2:2006 Offshore containers and associated lifting sets –Part 2 : Lifting sets – Design, manufacture and marking
  3. BS 12079-3:2006 Offshore containers and associated lifting sets –Part 3 : Periodic inspection, examination and testing

DESAIN DAN KONSTRUKSI (BS EN 12079
SIMBOL
  • Peringkat atau rating (R) yaitu berat kotor maksimum basket termasuk peralatan tetap dan muatannya, dalam kg; tetapi tidak termasuk lifting set.
  • T (tare mass) yaitu berat wadah kosong termasuk peralatan permanen tetapi tidak termasuk kargo dan lifting set, dalam kg;
  • P payload yaitu massa maksimum yang diizinkan kargo yang dapat dengan aman diangkut dengan kontainer, dalam kg;
  • S massa mengangkat diatur dalam kg
CATATAN 1 : P = R - T
CATATAN 2 : R, T dan P yang, menurut definisi dalam satuan massa, kilogram (kg). Di mana persyaratan desain didasarkan pada gaya gravitasi yang berasal dari nilai-nilai ini, maka simbolnya menjadi Rg, Tg dan Pg yang dinyatakan dengan newton atau kelipatannya.

PERSYARATAN:
  1. Sebuah kontainer lepas pantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memungkinkan bongkar-muat dari kapal supply lepas pantai yang beroperasi dalam keadaan laut dengan gelombang setinggi 6 m dan untuk menahan dampak dari laut berat.
  2. Untuk mencegah kontainer dari terjungkir (tip) di dek, maka harus dirancang untuk menahan kemiringan 30 derajat ke segala arah, tanpa terjungkir saat dimuat pada berat kotor maksimum, dengan pusat gravitasi dianggap di setengah tinggi wadah. Untuk tujuan khusus kontainer (misalnya rak botol dan kontainer tangki) pusat gravitasi sebenarnya akan digunakan.
  3. Bagian luar wadah yang menonjol (protruding) lepas pantai yang dapat membentur kontainer  atau struktur lainnya harus dihindari. Bagian yang menonjol (gagang pintu, cleat, dll) harus begitu ditempatkan sedemikian rupa atau terlindungi sehingga tidak mengenai lifting set-nya.

Crane

Crane adalah pesawat angkat, umumnya dilengkapi dengan winder (wire rope drum), tali kawat (wire rope) atau rantai dan katrol (sheave) yang dapat digunakan baik untuk mengangkat, menurunkan serta memindahkan barang.
Prinsip crane adalah menggunakan pesawat angkat sederhana untuk menciptakan keuntungan mekanis dan dengan demikian dapat memindahkan beban di luar kemampuan normal manusia. Crane digunakan dalam industri transportasi untuk bongkar muat barangindustri konstruksi untuk pergerakan bahan dan di industri manufaktur untuk perakitan alat berat.
 
Bagian-bagian Crane:
 
 
 
 
 
Crane Platform

Crane ini dipasang permanen diatas anjungan minyak lepas pantai untuk keperluan mengangkat dan menurunkan barang dari platform ke kapal

 
 
 
Pedestal crane:
 



Minggu, 25 Oktober 2015

Sand Production Management


Sand production management adalah usaha untuk mengurangi resiko bahaya produksi pasir dari reservoir sumur terhadap fasilitas produksi (piping, pipeline, separator, dll) yang berupa pengikisan (erosion) maupun korosi (erosion corrosion)

Meliputi:

  • Persyaratan minimum sehubungan dengan pasir,
  • Metode yang akan diterapkan
  • Tanggung jawab masing-masing tugas (produksi, drilling, well intervention, reservoir, inspeksi)
Berkenaan dengan produksi pasir dari sumur minyak dan gas, tidak berlaku pada sumur air.
Pemimpin dan penanggung jawab adalah bagian produksi

 

TUJUAN & CAKUPAN

Mengelola secara efisien semua aspek yang berhubungan dengan produksi pasir dari sumur-sumur yang memungkinkan produksi tetap berjalan terus secara aman.

Mencakup sebagai berikut:

  1. Sand Prediction Study
  2. Sand Control Design
  3. Sand Risk Assessment
  4. Ramp-Up and Ramp-Down Procedure
  5. Surface Facilities Requirements
  6. Surface Monitoring
  7. Sand Cleaning and Removal
  8. Sand Waste Management

Keterlibatan bagian korosi (inspeksi) ada pada surface facilities requirement, monitoring system dan sand cleaning and removal.

 

SURFACE FACILITIES REQUIREMENT

Dari sekian banyak persyaratan fasilitas permukaan, bagian inspeksi terlibat hanya pada persyaratan kebutuhan akan:

  1. Peralatan keselamatan,

Alat otomatis yang memicu pemadaman local (local shutdown).

Alat ini berupa “safety system device” yang dihubungkan ke ESD untuk mendeteksi penipisan sebelum kebocoran terjadi

Berupa Sacrificial sand probe linked to shut down system

  1. Sistem pemantauan (monitoring), berupa:

Fixed Acoustic Sand Detection Tool: memantau (& menghitung) produksi pasir secara real time

Erosion Monitoring Devices: memantau “thinning rate” karena produksi pasir, seperti High sensitivity ER probe, corrosion coupon, ER probe

 

Pemasangan

Urutan pemasangan alat-alat ini (sand probe, erosion probe dan acoustic sand detection) adalah sebagai berikut


Sand Probe:


Alat untuk memonitor produksi pasir.
Berfungsi pula sebagai shut down system (safety device) yangmemiliki cara kerja pneumatic
Dipasang setelah wellhead choke, terkadang pada downstream elbow pertama
Dihubungkan dengan system shutdown dipasang setelah wellhead choke dengan cara maksimum sampai 10 x diameter pipa


Selanjutnya erosion probe (ER probe) dipasang setelah san probe dengan jarak dari sand probe adalah minimum 1 x diameter pipa

Pemasangan acoustic sand detector dilakukan setelah “T shape elbow” dengan jarak minimum 2 x diameter pipa.
Lebih jelasnya, penempatan ketiga alat tersebut  adalah sebagai berikut:
 
 
 


SURFACE MONITORING SYSTEM

Tujuan:
  • Mendeteksi produksi pasir
  • Pendeteksi dini kegagalan down-hole sand control
  • Mengantisipasi peningkatan kerusakan erosi karena produksi pasir.
Tindakan tepat pada waktunya dilakukan untuk meminimalkan atau menghindari resiko kebocoran gas.
 

Perhatian:
  • Ketepatan atau keakuratan alat
  • Kompetensi orang (qualified dan memiliki kompetensi minimum yang direview secara berkala oleh bagian yang berwenang.

Pemantauan kecepatan produksi pasir (& kuantitinya):

Dilakukan dengan menggunakan Acoustic Sand Detection (ASD).
Bergantung ketersediaan data, ASD ini dapat berupa:

·         Fixed ASD untuk real-time monitoring, mampu memantau perubahan kecepatan pasir (sand rate evolution) dalam 24 jam melalui control room. Jenis ini adalah minimum persyaratan untuk fasilitas OFFSHORE.

·         Portable ASD untuk on-line monitoring selama durasi waktu tertentu (sekira 6 hours) dan analisa akan dibuat hanya untuk periode tersebut.

·         Semi permanent ASD untuk off-line monitoring. Semua data disimpan di memori dengan kemampuan daya tahan batere 2 minggu.

 

Thinning rate monitoring

Menggunakan salah satu cara dibawah ini:

  • Erosion Probes menyediakan informasi mengenai pengurangan ketebalan pada probe yang disisipkan kedalam pipa.

Tipe intrusive

Merk CEION

  • UT Mat yang mana dipasang di extrado of elbow dan direkam sisa ketebalan (remaining thickness) sensor yang dipasang dengan frekuensi tertentu.

Tipe non-intrusive

  • Manual UT inspection dengan memfokuskan pada titik kritis dengan pertimbangan efek hydrodynamics (seperti pada reducer, elbow, tee….).

Tipe non-intrusive

  • Radiography inspection bila diperlukan, berdasarkan rekomendasi dari Inspection Authority

Visual Choke Inspection

Disebut juga dengan  “check choke”

Cara lainnya:

  • Penggunaan “flow gradient” yang dapat memberikan “peringatan” mengenai anomaly dari sumur yang dimonitor. Flow gradient ini hanya dapat diterapkan pada sumur yang dilengkapi dengan telemetri dan terhubung ke PI.
  • Unutk Oil Wells: menggunakan cara “Manual Sampling” untuk memverifikasi bukti adanya pasir dan sebagai referensi untuk pengambilan tindakana selanjutnya.

 SAND CLEANING & REMOVAL

Ada banyak cara, salah satu caranya adalah dengan cleaning pigging pada trunklines dan pipelines, atau flushing untuk pipa-pipa pendek yang tidak bisa dipigging (un-pigable line)

Sand sampling: sand traps, hydrocyclones

Inspection:
  • Monitoring sand accumulation in vessels for sand monitoring,
  • Manual UT measurements for erosion monitoring.
 
 

Corrosion Monitoring


CORROSION MONITORING

Usaha untuk memonitor laju korosi, yaitu menggunakan :

  1. ERP
  2. Corrosion Coupon
  3. LPR

 

  1. ERP (electrical resistance probe)

Diukur tiap 2 minggu

Memonitor korosi dengan cara mengukur perubahan resistensi listrik pada element induksi untuk kemudian dihitung laju korosinya.

Metal konduksi yang terpapar lingkungan korosif akan mengalami perubahan pada daerah permukaannya, yakni konduktivitasnya berkurang dan resistensi listrik (tahanan listriknya) bertambah.

Pembacaannya relative terhadap elemen referensi yang non-korosif yang terdapat di dalam badan probe.

Elemen probe terbuat dari bahan yang sama dengan pipa atau vessel yang akan diukur agar supaya sedekat mungkin simulasinya terhadap lingkungan korosif.

Semakin korosif sifat bahan yang diamati maka ERP semakin sering diganti karena reading mencapai 1000

RDC (Remote Data Collector) digunakan untuk merekam ERP yang jauh (remote area)

CRB (Check Reading Bad) adalah pengecekan bacaan ERP yang jelek

 

  1. Corrosion coupon :

Diukur tiap 6 bulan

 

  1. LPR (Linear Polarization Resistance)

Digunakan pada air (daerah yang banyak mengandung air)

Jumat, 23 Oktober 2015

Well Intervention

Lingkup pekerjaan Well Intervention terdiri dari:


1. Surface Intervention
  • Preventive maintenance Xmas tree and wellhead components to ensure well integrity
  • Corrective maintenance Xmas tree and wellhead components to ensure well integrity
  • Well revival : Offload the well thru testing barge

2. Downhole Intervention
  • Downhole safety valve maintenance to ensure well integrity
  • Maintain field deliverability
– Perforation → New perforation, additional perforation, re-perforation
– Gas lift installation
– ESP installation
– Capillary string installation in gas well

  • Control excessive water production
– Mechanical water shut-off,
– Chemical water shut-off.

  • Control sand production
– Thru-tubing mechanical sand control
– Chemical sand consolidation

  • Maintain full access to well TD
– Scale removal
– Sand washing


Slickline Unit
  • Well Monitoring (SGS, FGS, BPTPBU
  • Memory PLT
  • Tubing investigation (leak detection, gyro survey, MIT)
  • Support LWO (well accessibility, bailing, run dummy tools, LWO preparation)
  • Zone Change / Plugging (Setting plug, closing SSD, Retrieving plug, opening SSD)

  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 




 

Kamis, 22 Oktober 2015

Penggantian Flare Tip tanpa Crane


Flare tip adalah peralatan produksi yang terdiri dari "alloy tube" dengan grade yang tinggi dan digunakan untuk membuang gas sampah. Flare tip dipasang di atas tiang baja (stack) sedemikian rupa sehingga panas pembakarannya serta produk ikutannya tidak membahayakan kehidupan dan barang-barang lainnya di tanah.


Lokasi Flare:

Selain tinggi (diatas 60 meter), letak atau lokasi flare tip harus jauh dari pemukimam (lihat gambar)



Struktur Flare:

Berikut adalah contoh struktur bangunan flare tip



Penggantian Flare Tip

Flare tip diperbaiki (repair) bila terjadi kerusakan atau korosi berat pada struktur atau elemen2 tipnya. Kondisi kerusakan (damage) atau karat (korosi) ditemukan dari hasil inspeksi, seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini.



Untuk mengganti flare tip yang telah rusak maka flare tip tersebut harus diangkat untuk diganti. Untuk itu kita harus memiliki data mengenai flare tip itu sendiri, seperti ukurannya, beratnya dan tinggi lokasi dari tanah. Berikut contoh data flare tip yang hendak diganti/ diangkat.



 Metoda/ Cara Mengganti Flare Tip

Ada 3 cara untuk mengangkat dan mengganti flare tip, yaitu:

  1. Menggunakan Helicopter
  2. Menggunakan Crane
  3. Menggunakan metoda tanpa crane (Craneless Method)

1. Menggunakan Helikopter:


Bila kita ingin mengganti flare tip dengan menggunakan helikopter maka kita harus memperhatikan dan memperhitungkan aspek keselamatan, seperti:



  • Bahaya pengangkatan diatas "lifeline" dan "process facility"
  • Ketergantungan pada "helicopter endurance" untuk mengangkat pada posisi steady
  • Kondisi cuaca
  • Menggunakan teknik terbang "long line" ("Vertical Reference”)
Persyaratan/ kebutuhan:
  • Helikopter harus dalam posisi steady saat penggantian flare tip
  • Pilot selalu memandang vertikal secara langsung ke platform dan ke beban yang dibawa.
  • Durasi penggantian flare tip memakan waktu sekitar 6 - 10 jam, bergantung pada jenis dan jumlah  flare tips.
Bila tidak terpenuhi aspek keselamatan dan kebutuhan operasionalnya maka penggunaan helikopter dalam pengangkatan flare tip tidak direkomendasikan, seperti:
 
  • Susah menjada kestabilan helikopter saat penggantian flare tip dalam jangka waktu yang panjang.
  • Biaya yang tinggi.

2. Menggunakan Crane:

Bila kita ingin mengganti flare tip dengan menggunakan Crane maka kita harus memperhatikan dan memperhitungkan sebagai berikut:

  • "Head room" yang diperlukan dari top of crane’s boom ke tanah (~ 75 m)
  • Minimum "boom length" yang diperlukan (~ 90 m)
  • Minimum ukuran crane dengan boom seperti diatas adalah crane dengan kapasitas 250 ton
Ilustrasi:


Penggunaan crane harus memperhatikan akses jalan menuju ke lokasi flare tip. Jika tidak memungkinkan maka crane tidak boleh digunakan.


3. Menggunakan metoda Tanpa Crane (craneless)

Metode Crane-less adalah metode penggantian flare tip yang dilakukan mengingat keterbatasan akses jalan crane dan waktu atau periode shutdown. Metode ini memerlukan keahlian dan pengalaman yang khusus pada kontraktor pelaksana.

Struktur bangunan Craneless:

Persiapan Lapangan:



Pemasangan Frame dan Lifting Device untuk Flare Tip:


Load test Sistem Alat Pengangkat:


Pengangkatan/ Penurunan Flare Tip yang Lama:

 

Pengangkatan/ Pemasangan Flare Tip yang Baru:

1. Mobilisasi:

2. Slinging


3. Proses pengangkatan:

(progress 10%
(progress 75%)
 
(menurunkan flare tip ke Riser)
 
(Flare tip sudah terpasang)

(Pemasangan Selesai) 

Pemasangan kembali handrail dan baut2:

SELESAI...!!!